Semut Hitam
Busuk,
aku menutup hidung.
Ada puluhan semut hitam yang gotong royong,
menggotong
remah sisaku semalam.
Aku rabun, mataku sembab.
Menangisku karna merindumu.
Kapan
kau kembali? Ayo pulang,
aku menunggumu disini.
Katamu ini rumah kita.
Bukan,
bukan ruangan busuk ini,
tapi rumah kayu disana.
Kau menunjuk sebuah rumah
ditengah kota.
Aku tersenyum, kau paham betul, yang ku mau.
Aku
tak mau rematik dihari tua,
karena dinginnya keramik lantai bahtera kita.
Lalu
kau atau aku tak bisa jalan berdua.
Kau dan aku berfikiran sama, kita memadu
janji.
Memagutkan kan dua kelingking yang akan tegar meski ditimpa badai.
Kita
berjanji, rumah itu akan kita tempati
Kau
kata aku lupa, tidak..
Aku
tak lupa kau janji akan kembali
Kau
suruh ku menunggumu
Sampai
kapan?
Sampai
waktu menjawab tanyaku
Sampai
kinipun aku menunggumu kembali
Masih
diruang busuk ini
Komentar
Posting Komentar