Abad 21

Angin berhembus lunak
Membelai kulit kering penuh bercak
Malam menelan petang
Cahaya mereguk tangis
Sedang awak berderai tawa

Jalan menunduk.
Duduk menunduk.
Berbaring mendongak.
Miring bertumpu tangan.
Menatap layar ajaib, lalu memainkan jemari tangan.

Abad 21
Aku menyesalimu
Yang kau antarkan hanya insan yang ingin bahagia sendiri
Tertawa sendiri.
Tersenyum sendiri.
Otak yang tak berpikir lagi tentang realita
Hati yang menjadikan bayangan sebagai teman
Dan menjadikan teman sebagai bayangan

Abad 21
Maukah kau bawa kembali abad sebelummu?
Ataukah kau mau membuat manusia benar-benar maju?

Generasi menunduk bukan tunduk
Anak-anak.
Pelajar.
Mahasiswa.
Dosen.
Kuli.
Pengangguran.
Apapun jalan juang yang sedang kau tempuh
Paham maksudku bukan?
Tentang generasi “EF” yang kujudulkan
Yaa
Itulah kita
Menunduk menjadi keseharian
Orang lugu berpikir
Mungkin dia menjaga pandangan

Begitukah?
Menjaga mata bukan pura-pura tak melihat
Menjaga mata  bukan tak menyapa
Apalagi lupa ada ayah ibu yang ingin mendengar ceritamu.
Sudahlah.
Berhenti terus menunduk!
Sadarilah kau tak hidup di dunia maya!
Masa depan abad 21 ada ditanganmu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magribku yang Entah

Beku