Terkubur di Gubuk Kayu
Busuk, aku menutup hidung. Ada puluhan semut hitam yang gotong
royong, menggotong remah sisaku semalam. Aku rabun, mataku sembab. Menangisku
karna merindumu. Kapan kau kembali? Ayo pulang, aku menunggumu disini. Katamu
ini gubuk kita. Bukan, bukan ruangan busuk ini, tapi gubuk kayu disana. Kau
menunjuk sebuah gubuk kayu ditengah kota. Aku tersenyum, kau paham betul, yang
ku mau.
Aku tak mau rematik dihari tua, karena dinginnya keramik lantai
bahtera kita. Lalu kau atau aku tak bisa jalan berdua. Kau dan aku berfikiran
sama, kita memadu janji. Memagutkan kan dua kelingking yang akan tegar meski
ditimpa badai durjana.
Kita berjanji, gubuk itu
akan kita tempati sampai menua bersama jeratan waktu dan suka duka. Kau kata
aku lupa? Tidak! Selalu kuingat, saat-saat kita menikmati senja bersama,
melepas senja pulang ke pangkuan alam, menyambut malam dengan penuh kehangatan.
Takkan ku lupa, janji padamu untuk setia.
Mengapa kau tak juga pulang ke gubuk kita? Aku tak lupa kau janji
akan kembali. Kau minta ku menunggumu, sampai kapan? Sampai waktu menjawab
tanyaku? Tidak, aku tak sesabar itu berpisah denganmu. Apa kau minta ku
menunggumu pulang sampai gubuk kayu ini menguburku? Membusuk bersama ribuan
semut hitam yang hitam yang mungkin mengundang belatung?
Aku menunggumu kembali. Masih diruang busuk ini. Pulanglah. Atau
jemput aku meninggalkan kefanaan ini.
Biodata Penulis
Penulis bernama lengkap Lira Yanti ini telah hidup hampir 22 tahun.
Ia dikenal sebagai penulis muda semasa MA dan melanjutkan dunia kepenulisannya
yang sempat terhenti sebab kesibukan ketika menyandang gelar Mahasiswi.
Karyanya yang sudah diterbitkan diantaranya; KumCer tunggal berjudul “Bu, Aku
Bangga Padamu” diterbitkan Pena House. Cerpen “Amar Bukan Pengangguran” dimuat
dalam antologi bersama berjudul Zamrud dalam Gelas, diterbitkan oleh ErKa
Publishing, dll. Sekarang ia sedang menjalani status sebagai mahasiswi di salah
satu Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Barat. Ayo, sapa dia di e-mail: yantilirashira@yahoo.com. Salam Berharga karena Karya!
Komentar
Posting Komentar